Perwakilan militer asing akan bertemu di Markas Besar Angkatan Laut di Ankara pada hari Selasa dan Rabu, kata Kementerian Pertahanan Turki
ANKARA / ISTANBUL – Turki pada hari Selasa dan Rabu akan menyelenggarakan pertemuan untuk membahas masalah keamanan Laut Hitam setelah kemungkinan gencatan senjata antara Ukraina dan Rusia, kata Kementerian Pertahanan.
Pertemuan di Markas Besar Angkatan Laut di ibu kota Ankara, yang dihadiri oleh perwakilan militer negara-negara asing, akan membahas perencanaan militer angkatan laut untuk menjaga lingkungan yang damai di Laut Hitam, kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu.
Tanpa menyebutkan negara mana yang akan hadir, kementerian tersebut mengatakan tidak akan ada pejabat Rusia di antara perwakilan militer asing.
Turki terus berupaya mengakhiri perang Rusia-Ukraina, yang dimulai pada Februari 2022.
Ankara mendesak Kyiv dan Moskow untuk mengakhiri pertempuran melalui negosiasi, dengan Turki siap untuk inisiatif apa pun, termasuk mediasi, untuk meletakkan dasar bagi perdamaian.
Turki pertama kali menjadi tuan rumah pertemuan antara menteri luar negeri Rusia dan Ukraina di kota Mediterania Antalya pada Maret 2022.
Upaya tersebut menghasilkan kesepakatan penting gandum Laut Hitam pada tahun 2022, tetapi Moskow tidak memperpanjang perjanjian tersebut setelah Juli 2023, dengan alasan pembatasan ekspor gandum Rusia.
SUMBER: ANADOLU
EDITOR: REYNA
Related Posts

Kesederhanaan dan Keteladanan Sri Sultan HB X

Siapa Yang Gila (1)

Bersumpah Pemuda Masa Kini

Tirak Gate: Pengamat Kebijakan Publik Ngawi, Agus Fatoni Menilai Ada Keculasan Nyata Dan Brutal Dalam Kasus Tirak

Soal Seleksi Perangkat Desa Tirak, Camat Kwadungan Tegaskan Akan Mengambil Langkah Sesuai Aturan

Oligar Hitam Harus Dipenggal Kepalanya

“Whoosh” Cermin Buruknya Duet Kebijakan Luhut–Jokowi

Woosh: Satu dari Banyak Jejak Kejahatan Ekonomi dan Konsitusi Jokowi

Kepala Sekolah SMAN 1 Patianrowo Nganjuk Disinyalir Paksa Murid Ikut Study Tour ke Jogja, Buat Ajang Bisnis

Umat manusia gagal menjaga pemanasan global di bawah 1,5°C, kata Sekjen PBB, desak perubahan arah


No Responses