‘Pemerintah Israel sangat haus akan darah dan air mata,’ kata direktur komunikasi Turki, sambil menuduh Israel melakukan genosida
-‘Pemerintah Israel sangat haus akan darah dan air mata,’ kata direktur komunikasi Turki, sambil menuduh Israel melakukan genosida
-‘AS terlibat dalam pendudukan Israel yang sedang berlangsung di Palestina,’ kata Fahrettin Altun
ISTANBUL – Direktur Komunikasi Turki Fahrettin Altun pada Senin menuduh pemerintah Israel melanggengkan rezim yang ditandai dengan kekerasan tanpa henti dan pelanggaran hak asasi manusia terhadap warga Palestina.
“Pemerintah Israel sangat haus akan darah dan air mata orang-orang yang tidak bersalah. Ada rezim pembunuh di Tel Aviv yang telah melakukan genosida tepat di depan mata dunia yang beradab,” katanya di X.
Altun juga mengatakan bahwa komunitas internasional telah gagal memberikan respons yang memadai terhadap krisis ini.
Dia menyoroti apa yang dia gambarkan sebagai kampanye agresi yang berkelanjutan dan sistematis terhadap “orang-orang yang kelaparan, tunawisma, dan tidak berdaya,” yang menurutnya merupakan penghinaan besar terhadap hati nurani kolektif umat manusia.
Dia mengkritik pengabaian yang mengakar terhadap kehidupan manusia di pemerintahan Israel, dan menyebutnya sebagai hal yang “memalukan, mengerikan dan menjijikkan.”
Altun menunjuk pada peran negara-negara adidaya global yang memungkinkan tindakan Israel, dan mencatat bahwa pendudukan Israel yang sudah berlangsung lama dan perampasan wilayah Palestina telah dipertahankan dengan dukungan dari sekutu-sekutu kuatnya, khususnya Amerika Serikat, yang menurutnya bermaksud menjadi perantara perdamaian namun pada kenyataannya memfasilitasi kelanjutan pendudukan.
“Israel mengatakan kepada kita semua secara terbuka bahwa semua itu adalah kebohongan dan penipuan. Satu-satunya tujuan mereka adalah melanggengkan dan memperluas pendudukan,” katanya.
Berbicara kepada komunitas internasional yang lebih luas, ia juga menyerukan persatuan melawan kekerasan yang menimpa warga sipil Palestina, termasuk perempuan, anak-anak dan orang tua.
Dia menekankan perlunya tindakan global, meskipun ada potensi perlawanan dari sekutu Israel.
“Kita harus bersama-sama melawan Israel, meskipun para pendukungnya akan terus melindungi mereka,” katanya.
Altun menyerukan upaya segera untuk mengakhiri kekerasan dan mendirikan negara Palestina, dan menekankan bahwa dunia tidak bisa membiarkan penundaan lebih lanjut.
Ia juga menekankan pentingnya akuntabilitas, dan menegaskan bahwa mereka yang bertanggung jawab atas kekerasan harus diadili.
“Hak asasi manusia dan martabat tidak bisa hanya tinggal di atas kertas saja,” katanya, sambil mendesak negara-negara yang dianggap beradab untuk mewujudkan cita-cita mereka.
Di akhir pernyataannya, Altun menegaskan kembali pentingnya meminta pertanggungjawaban Israel atas tindakannya, dan menyebutnya sebagai tanggung jawab moral dan etika terhadap komunitas global.
“Sudah saatnya Israel dimintai pertanggungjawaban atas kejahatan terhadap kemanusiaan,” tegasnya, menggarisbawahi perlunya tindakan internasional yang konkrit untuk mengatasi krisis yang sedang berlangsung.
EDITOR: REYNA
Related Posts

Perubahan iklim akan berdampak parah pada ekonomi dan keamanan Belgia

Kemenangan Zohran Mamdani Bukan Simbolis Tapi Transformasional

Laporan rahasia AS menemukan ‘ratusan’ potensi pelanggaran hak asasi manusia Israel di Gaza

Prancis dan Spanyol menuntut pembatasan hak veto PBB untuk memastikan keadilan di Gaza

Mesir sepakat dengan Iran, AS, dan IAEA untuk melanjutkan perundingan guna menemukan solusi bagi isu nuklir Iran

Kepala Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) mencalonkan diri sebagai Sekretaris Jenderal PBB

Laporan PBB: Sebagian besar negara gagal dalam rencana iklim yang diperbarui

Rencana Tersembunyi Merobohkan Masjidil Aqsa, Klaim Zionis Menggali Kuil Sulaiman, Bohong!

Umat Islam Jangan Diam, Israel Mulai Menjalankan Rencana Jahatnya: Merobohkan Masjid Al Aqsa

Wakil Ketua Komisi I DPR Sukamta : Mr Trump, Tidak Adil jika Pejuang Palestina Dilucuti Senjatanya Sementara Israel Dibiarkan Menembaki Gaza



No Responses