Oleh: Ahmad Cholis Hamzah
Jujur saya tidak terlalu fokus menganalisa berbagai indikator makro ekonomi yang dipidatokan presiden Prabowo Subianto tentang Rancangan UU APBN 2026 dan Nota Keuangan di DPR hari Jumat 15 Agustus 2025 lalu. Tapi saya tertarik pernyataan pak Prabowo tentang besar nya Tantiem yang diterima Komisaris di berbagai Badan Usaha Milik Negara atau BUMN. Sudah lama saya tahu soal Tantiem ini, tapi sangat terbatas; misalnya dari pembicaraan saya dengan kolega akademisi saya dapat informasi bahwa seorang Komisaris di BUMN itu disamping mendapatkan berbagai fasilitas seperti gaji juga mendapatkan Tantiem yang jumlah nya sekitat Rp 450 juta/bulan dan tantiem Rp 2 milyar/tahun. Itu belum termasuk Bonus.
Ternyata informasi yang saya dapat itu sudah jadul alias kuno karena informasi terbaru mengatakan bahwa gaji para Komisaris BUMN itu ada yang sekitar Rp 1,4-1,8 M/bulan; dan – lha baru saja saya tahu dari ucapan presiden Prabowo sendiri bahwa Tantiem Komisaris itu Rp 40 M/tahun.
Saya terkejut karena banyak nama petinggi negara, politisi, buzzer dsb diangkat menjadi Komisari BUMN yang tidak memiliki latar belakang bisnis sama sekali dan tidak memahami hal-hal penting perusahaan seperti manajemen risiko, neraca, laporan keuangan, laporan Rugi/Laba, Return on Investment, Fixed dan Current Assets perusahaan, pergolakan harga saham, inventory, short dan long term loan perusahaan, depressiasi, Net Operating Profit, Cost of Goods Sold, marketing strategies dsb dsb….. tapi kok ya dapat Tantiem segede itu.
Saya seperti Presiden Prabowo tidak mengetahui dari mana bahasa apa kata Tantiem itu, saya selama ini menganggap itu dari Bahasa Belanda. Menurut Prabowo, tantiem hanyalah akal-akalan. Pemilihan kata asing juga dinilainya supaya orang tidak mengerti apa itu tantiem. “Saya pun tidak mengerti apa arti tantiem itu. Itu akal-akalan mereka saja. Dia memilih istilah asing supaya kita tidak mengerti apa itu tantiem,” katanya.
Lalu apa itu tantiem? Definisi tantiem adalah bentuk penghargaan atau pembagian keuntungan yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan atau manajemen sebagai bentuk partisipasi mereka dalam kesuksesan perusahaan. Secara umum, tantiem diberikan berdasarkan prestasi atau kontribusi perusahaan dalam periode tertentu, seperti tahunan atau kuartalan. Istilah ini berasal dari bahasa Jerman yang mengacu pada pembagian keuntungan yang diberikan kepada karyawan setelah pencapaian target tertentu.
Di Indonesia, terdapat beberapa regulasi yang mengatur pemberian tantiem kepada karyawan dan manajemen. Misalnya, pemberian tantiem harus sesuai dengan kebijakan internal perusahaan dan harus dilaporkan dalam laporan keuangan perusahaan. Ini penting agar tantiem yang diberikan transparan dan akuntabel.
Tantiem sebagai bentuk penghargaan, terima kasih kepada jajaran direksi atau komisaris itu tentu berdasarkan pertimbangan besarannya laba perusahaan, kontribusi mereka terhadap perusahaan termasuk kontribusi dalam upaya mencapai target.
Pak Prabowo pantas geram dengan besaran Tantiem Rp 40 milyar/pertahun itu mengingat banyak perusahaan negara yang mengalami kerugian. “Tadinya pengelolaannya secara tidak masuk akal, perusahaan rugi, komisarisnya banyak banget,” kata Prabowo, pada hari Jumat (15/8/2025) itu. Karena itulah Presiden Prabowo menyebutnya sebagai “akal-akalan saja”.
Rakyat sekarang secara tidak sadar ter-edukasi bahwa seseorang yang ditunjuk sebagai Komisaris BUMN itu tidak lah wajib memiliki talar belakang akademis dan pengalaman bisnis yang mumpuni, tapi cukup menjadi die-hard pendukung politik kekuasaan, menjadi buzzer atau influences yang selalu memuja-muja pemimpin yang dibela mati-matian demi mendapatkan imbalan materi.
Menurut saya itulah “cost of political games at the expenses of people suffering” atau biaya permaianan politik atas beban penderitaan rakyat.
Wallahu Alam.
EDITOR: REYNA
Related Posts

Pasang Badan

Relawan Sedulur Jokowi Tegaskan Tetap Loyal Kepada Jokowi

Bobibos: Energi Merah Putih Dari Sawah Nusantara Yang Siap Guncang Dunia

Puisi Kholik Anhar: Benih Illahi

Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Patianrowo Nganjuk dan Komite Diduga Lakukan Pungli, Terancam Dilaporkan ke Polres Nganjuk

Aksi Selamatkan Hiu: Pemuda Banyuwangi Kembangkan Aplikasi Berbasis Kecerdasan Buatan untuk Identifikasi Spesies Hiu Secara Akurat

Pemilu Amerika 2025: Duel Sengit AI vs Etika di Panggung Politik Dunia

Jakarta 2030: Ketika Laut Sudah di Depan Pintu

Dari Wayang ke Metaverse: Seniman Muda Bawa Budaya Jawa ke Dunia Virtual

Operasi Senyap Komisi Pemberantasan Korupsi: Tangkap Tangan Kepala Daerah dan Pejabat BUMD dalam Proyek Air Bersih

	
No Responses