Ukraina desak agar perjanjian ‘mineral tanah jarang’ dengan AS tidak dianggap sebagai dokumen final

Ukraina desak agar perjanjian ‘mineral tanah jarang’ dengan AS tidak dianggap sebagai dokumen final

Juru bicara Kementerian Luar Negeri mengatakan perjanjian tersebut merupakan titik awal untuk diskusi lebih lanjut

ISTANBUL – Juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina Georgiy Tykhyi mendesak agar perjanjian kerangka kerja tentang mineral tanah jarang dengan AS tidak dianggap sebagai dokumen final, menurut kantor berita Rusia Interfax.

Tykhyi, dalam sebuah pengarahan di Kyiv, menyatakan bahwa negosiasi tersebut telah memperbaiki teks perjanjian tersebut secara signifikan. “Bagi kami, sangat penting bahwa teks tersebut tidak menyebutkan utang, baik $500 miliar maupun kewajiban lainnya. Menurut pandangan kami, ketika Kongres mengalokasikan bantuan ke Ukraina, itu tidak dimaksudkan sebagai utang,” katanya.

Ia mencatat bahwa klausul tentang kompensasi untuk bantuan di masa mendatang dengan tarif $2 per unit telah dihapus dari dokumen tersebut, dan dana investasi bersama kini direncanakan.

“Perjanjian ini harus dilihat sebagai kerangka kerja dan langkah pertama dalam proses tersebut. Saya mendesak semua orang untuk tidak menganggapnya sebagai dokumen final,” tegas Tykhyi.

Mengenai kunjungan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy ke AS pada 28 Februari mendatang, Kementerian Luar Negeri mengisyaratkan bahwa diskusi kemungkinan akan difokuskan pada dukungan lebih lanjut.

“Saya yakin mereka akan membahas dukungan yang sedang berlangsung dan langkah serta dokumen lebih lanjut apa yang akan memperpanjang perjanjian kerangka kerja antara kedua negara. Para pihak telah menyetujui teks ini, tetapi apa yang akan terjadi selanjutnya—seperti pembentukan dana dan pengaturan keamanan—akan mengikuti perjanjian kerangka kerja ini. Saya pikir inilah yang akan menjadi fokus delegasi besok,” kata Tykhyi.

Kabinet Menteri Ukraina telah memberi wewenang kepada Wakil Perdana Menteri dan Menteri Ekonomi Yuliia Svyrydenko atau Menteri Luar Negeri Andrii Sybiha untuk menandatangani perjanjian dengan AS.

“Ini berarti salah satu dari mereka akan menandatanganinya. Kita lihat saja besok. Saya pikir ini masih akan dikoordinasikan selama kunjungan,” imbuh Tykhyi.

SUMBER: ANADOLU
EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K