Muhammad Chirzin : Menebar Doa Diiringi Usaha

Muhammad Chirzin : Menebar Doa Diiringi Usaha
Muhammad Chirzin

Oleh: Muhammad Chirzin

Guru Besar UIN Sunan Kalijogo Yogyakarta

 

Doa adalah permohonan hamba kepada Tuhannya. Doa memperkuat jiwa dan menghubungkan hatinya dengan Allah swt. Tak satu pun pekerjaan yang dilakukan para nabi kecuali diawali dengan doa memohon bimbingan, kebaikan, dan perlindungan. Doa adalah intisari ibadah.

Muslim berdoa dan berdzikir menurut contoh Nabi Muhammad saw dan para nabi sebagaimana diabadikan dalam Al-Quran. Dengan cara ini, hati selalu berhubungan dengan Allah swt dan jiwa menjadi bersih dan suci. Melalui amalan rohani itu Rasulullah saw melatih jiwa sahabat generasi awal yang mengukir prestasi menakjubkan.

Bila hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, jawablah Aku dekat sekali kepada mereka. Aku mengabulkan permohonan setiap orang yang berdoa bila berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka menjalankan perintah-Ku dan beriman kepada-Ku, supaya mereka berada dalam jalan yang benar. (QS 2:186).

Berdoa menunjukkan bahwa muslim membutuhkan pertolongan Allah swt, dan meyakini kekuasaan-Nya.

“Doa adalah senjata orang beriman, tiang agama dan penerang langit dan bumi.” (HR Tirmidzi).

Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara perlahan. Ia tidak menyukai orang yang melanggar peraturan. Janganlah membuat kerusakan di bumi sesudah diatur dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan rindu. Rahmat Allah selalu dekat kepada orang yang berbuat baik. (QS 7:55-56).

Setiap doa yang dipanjatkan kepada Allah swt niscaya didengarkan-Nya. Doa adalah bentuk komunikasi langsung antara seorang hamba dengan Tuhannya. Setiap berdoa, hendaknya hati dan pikiran tertuju kepada-Nya. Muslim pun harus yakin bahwa doa itu akan terkabul.

“Berdoalah kepada Allah dengan penuh keyakinan bahwa doa itu akan dikabulkan. Ketahuilah, bahwa Allah tidak akan mengabulkan doa yang dipanjatkan dengan hati yang lalai dan lengah.” (HR Tirmidzi).

Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, pasti Kuperkenankan bagimu! Sungguh, orang-orang yang menyombongkan diri, enggan berdoa dan menghindar dari beribadah kepada-Ku, akan masuk neraka dalam keadaan hina.” (Al-Mukmin/40:60).
Katakanlah, “Serulah Allah atau serulah ar-Rahman; dengan nama apa pun kamu seru Dia, pada-Nya nama-nama yang indah. Janganlah menyaringkan suara dalam shalat dan juga jangan berbisik-bisik; ambillah jalan tengah di antaranya. (QS Al-Isra`/17:110).
Rasulullah saw mengajarkan doa memohon pilihan yang terbaik, misalnya dalam memilih pekerjaan, tempat tinggal, pasangan hidup, maupun pemimpin bangsa.

”Ya Allah Tuhanku, sungguh aku memohon petunjuk kepada-Mu tentang mana yang baik buat aku menurut ilmu-Mu dan aku memohon kesanggupan kepada-Mu dengan kodrat-Mu. Aku memohon kepada-Mu dari keutamaan-Mu yang besar, karena Engkaulah yang berkuasa, sedangkan aku tidak kuasa; Engkaulah Tuhan yang sangat mengetahui dan aku tidak mengetahui; Engkaulah Tuhan yang Maha Mengetahui segala yang gaib. Ya Tuhanku, jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini […] baik untukku mengenai agamaku, penghidupanku, dan akibat pekerjaanku dalam masa yang cepat atau masa yang lambat, takdirkanlah ia untukku dan mudahkanlah untukku, kemudian berikanlah berkah untukku padanya. Jika Engkau mengetahui bahwa pekerjaan ini buruk untukku terhadap agamaku, penghidupan, dan akibat pekerjaanku [dalam waktu cepat maupun lambat], palingkanlah ia dariku dan palingkanlah aku darinya dan takdirkanlah kebajikan untukku di mana saja ia berada kemudian berikanlah hatiku meridhainya.” (HR Bukhari dan Abu Dawud).

Ketika Mansur bin Amar sedang memberikan pengajian kepada murid-muridnya, tiba-tiba seseorang datang meminta uang empat dirham. Dia pun berkata kepada para muridnya, “Siapa yang bersedia memenuhi permintaannya, akan kudoakan empat permintaan.” Di antara murid-murid yang hadir adalah budak berkulit hitam milik seorang Yahudi. Dari ujung masjid dia berdiri seraya berkata, “Guru, kebetulan saya membawa uang empat dirham. Saya akan memberikannya kepada peminta-minta itu, dengan syarat Guru berkenan mendoakan untukku empat permintaan.” Kata sang guru, “Tentu!” Budak itu pun memberikan uangnya kepada peminta-minta itu lalu berkata, “Guru, empat permintaanku: (1) aku adalah seorang budak; doakanlah agar aku segera dimerdekakan; (2) majikanku adalah seorang Yahudi; doakanlah agar dia masuk Islam; (3) aku adalah seorang miskin; doakanlah agar menjadi kaya atas ridha Allah yang menciptakan; (4) doakanlah agar dosa-dosaku diampuni!”

Guru pun berdoa sesuai dengan permintaannya. Sepulang dari pengajian, budak ini menghadap majikannya dan menceritakan peristiwa yang baru saja dialami. Sang majikan sangat terkesan oleh cerita budaknya. Dengan gembira dia berkata, “Wahai hamba Allah, sekarang juga kau kumerdekakan! Selama ini aku adalah majikanmu. Sejak saat ini kau menjadi majikanku. Maka, dengarkanlah kesaksianku, wahai majikanku, “Aku bersaksi bahwa tiada yang pantas dipertuhan kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Mulai sekarang, seluruh hartaku menjadi milik kita berdua. Tetapi, permintaanmu yang keempat, itu bukan urusanku. Seandainya hal itu termasuk urusanku, niscaya sekarang juga kuampuni.” Begitu majikan selesai berbicara, tiba-tiba terdengar suara dari langit, “Wahai hamba-hamba-Ku, sekarang kalian berdua telah kuampuni, sehingga kalian terbebas dari siksa neraka. Demikian juga dengan gurumu, Mansur bin Amar.”

Orang tidak mungkin merasa jenuh dengan doa, kata Mahatma Gandhi. Berdoa kepada Tuhan adalah laksana samudera yang dapat mencapai setiap sudut pantai kebutuhan manusia. Demikian, keyakinan Fosdick. Doa adalah nyanyian hati yang selalu dapat membuka jalan terbang ke singgasana Tuhan meskipun terhimpit di dalam tangisan seribu jiwa, tutur Kahlil Gibran.
Ibrahim bin Adham berkata, “Wahai saudaraku penduduk Bashrah, barangkali hati kalian telah tertutup sepuluh perkara, sehingga doa kalian tak terkabulkan: (1) kalian mengaku beriman kepada Allah, tetapi enggan memenuhi hak-Nya; (2) kalian suka membaca Al-Quran, tetapi enggan mengamalkan isinya; (3) kalian tahu setan itu musuh yang nyata, tetapi kalian tetap menaati ajakannya; (4) kalian mengaku umat Nabi Muhammad saw, tetapi enggan melaksanakan sunnahnya; (5) kalian mendambakan surga, tetapi enggan mengerjakan amal yang dapat memasukkan ke dalam surga; (6) kalian menginginkan selamat dari siksa neraka, tetapi kalian melakukan perbuatan yang menyebabkan masuk neraka; (7) kalian mengetahui bahwa maut itu pasti, tetapi kalian enggan mempersiapkan bekalnya; (8) kalian gemar meneliti aib orang lain, tetapi enggan meneliti aib sendiri; (9) kalian makan dan menikmati pemberian Tuhan, tetapi enggan mensyukurinya; (10) kalian biasa memakamkan jenazah, tetapi tak mau mengambil pelajaran dari pemakaman itu.”

Hendaklah senantiasa berdoa, karena doa itu menimbulkan ketenteraman jiwa, sedangkan ketenteraman jiwa merupakan pengobatan yang sangat mujarab, tulis Alexis Carrel. Doa menggerakkan tangan yang menggerakkan dunia, kata John Aikman Wallace. Napoleon Bonaparte berpesan, ”Jika engkau ingin memperoleh kekuatan sejati, berdoalah berulang kali kepada Tuhan.”
Berbahagialah atas apa yang kaudapat hari ini, dan berusahalah, serta mohonlah kepada Tuhan untuk kebaikan hari esok. Tiada kemudahan kecuali yang Allah mudahkan, dan Dia menjadikan segala kesulitan, dengan kehendak-Nya, menjadi mudah.
Tuhan, anugerahilah kami segala yang baik di dunia, dan segala yang baik di akhirat, serta peliharalah kami dari azab neraka.[m]

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K