Oleh: Daniel Muhammad Rosyid
Demokrasi makin terbukti gagal. Di negara kampiun demokrasi AS, banyaK orang dewasa jatuh lebih miskin daripada saat mereka lahir.
Setelah UUD45 diganti UUD2002 oleh pemuja demokrasi ala AS muncul sindrom petahana akut yang bisa disebut Jokowisme.
Belum selesai menjabat Walikota, lompat jadi Gubernur. Belum selesai jadi Gubernur, lompat jadi Presiden.
Kini muncul fenomena Gibran yang masih menjabat walikota, maju sebagai cawapres.
Sebelumnya terjadi maladministrasi publik: kelahiran UU yang melayani oligarki, pelumpuhan KPK, dan APBN yang tidak transparan dan terbeban hutang.
Kini kita menghadapi Pemilu yang sulit dipercaya : kualitas DPT yang buruk, inkompetensi MK, KPU, dan Bawaslu, serta ASN dan aparat yang berpihak.
Jika die hard Jokower semacam GM dan Butet kapok dengan Jokowisme, pendekar UUD2002 seperti Deny, Eep dan Anies harus menghadapi adagium Lord Acton : power tends to corrupt, and absolute power corrupts absolutely.
Republik ini sudah jadi Roma ditangan Nero.
EDITOR: REYNA
Related Posts

Fakus Perjuangan Kita – Selamatkan Indonesia Dari Kehancurannya

Panja DPR Ambil Alih Komando Reformasi Penegak Hukum

Menyingkap Serangan Balik Mafia Migas dan Tambang

Tandem Pernyataan Sikap FPP-TNI Dan Forum Kebangsaan DIY

Nilai-Nilai Al-Quran Dalam Pancasila

Ummat Islam Makin Terpuruk Secara Politik

Kedaulatan Kompor – Martabat Negara: Orkestrasi Bauran Energi Dapur Rakyat: LPG, DME, Jargas & CNGR

Mengapa OTT Kepala Daerah Tak Pernah Usai?

Sedikit Catatan Pasca Pemeriksaan di Polda Metro Jaya (PMJ) Kemarin

Operasi Garis Dalam Jokowi: Ketika Kekuasaan Tidak Rela Pensiun



No Responses