Oleh: Ahmad Cholis Hamzah
Masyarakat dunia yang menyaksikan sidang pengadilan Mahkamah Internasional di Den Haag Belanda baru-baru ini sama-sama ingin mengetahui siapa sebenarnya salah satu pengacara dari pihak Afrika Selatan yang bernama Adila Hassim. Itu karena penampilannya yang mengesankan dalam mempresentasikan tuduhan Afrika Selatan terhadap maksud jahat Israel melakukan genosida di Gasa Palestina – dalam bahasa Inggris kelas tinggi, yang di Inggris dikenal sebagai “Queen Language”.
Adila Hassim ini menarik perhatian internasional dengan penampilannya yang menarik dalam mewakili negaranya Afrika Selatan di Mahkamah Internasional (ICJ). Wanita Muslim yang usianya diperkirakan 30 tahunan ini menyampaikan argumen pembukaan, Adila menekankan parahnya serangan brutal Israel di Gaza, menggambarkannya sebagai salah satu kampanye pemboman konvensional terberat dalam sejarah perang modern. Dia menyoroti penghancuran kota-kota Palestina dan bantuan yang tidak memadai yang menjangkau penduduk, membuat hal-hal penting bagi kehidupan tidak dapat diperoleh.
Pidatonya yang berapi-api tapi dengan bahasa yang runtut di hadapan panel 15 hakim di ruang sidang yang penuh sesak, mendapat tepuk tangan meriah secara online, membuat banyak orang bertanya-tanya siapa dia. Adila, yang dikenal karena keahliannya dalam hukum konstitusional dan hak asasi manusia, mengajukan kasus yang berat terhadap Israel, menuduhnya melakukan tindakan genosida di Gaza. Dia berpendapat di ICJ bahwa Israel telah melanggar Pasal II Konvensi Genosida dengan “pembunuhan massal” terhadap warga Palestina di Gaza.
“Israel mengerahkan 6.000 bom per minggu … Tidak ada yang selamat. Bahkan bayi yang baru lahir. Para kepala PBB telah menggambarkannya sebagai kuburan untuk anak-anak,” katanya.”Tidak ada yang akan menghentikan penderitaan, kecuali perintah dari pengadilan ini,” tambahnya. Afrika Selatan telah menuntut agar ICJ memerintahkan Israel untuk menangguhkan kampanye militernya.
Adila memiliki pengalaman yang mengesankan dibidang hukum bekerja selama beberapa dekade, dengan spesialisasi hukum konstitusional, administrasi, kesehatan, dan persaingan. Dia memiliki jabatan, termasuk seorang hakim dan seorang panitera hukum Mahkamah Konstitusi untuk Pius Langa dan Edwin Cameron di Afrika Selatan.
Wanita muda kelahiran Johanesburg Afrika Selatan ini di luar ruang sidang mengadvokasi rakyat melawan praktek korupsi dan hak asasi manusia dinegaranya. Dia ikut menulis buku pegangan tentang hak asasi manusia, hukum kesehatan, dan kebijakan di Afrika Selatan.
Selain itu, sebagai salah satu pendiri Corruption Watch dan mantan Direktur Litigasi, ia telah mengadvokasi reformasi sosial dan hak-hak kelompok yang terpinggirkan, dengan mendorong transparansi dan akuntabilitas dalam pemerintahan.
Adila, dikabarkan lebih suka merahasiakan usia dan latar belakang etnisnya, dan hanya bangga menyebut dirinya sebagai warga negara Afrika Selatan. Di bidang akademik, Adila memegang gelar Bachelor of Arts (BA) dan Bachelor of Laws (LLB) di University of Natal Afrika Selatan. Dia kemudian memperoleh gelar Master of Laws (LLM) dari Saint Louis University School of Law di Amerika Serikat diikuti dengan gelar Doktor.
Seperti diketahui perwakilan hukum dari Afrika Selatan menuduh Israel melakukan genosida terhadap rakyat Palestina dan segera meminta pengadilan tertinggi PBB untuk campur tangan dan menghentikan perang Israel di Gaza. Sebagai tanggapan, Israel – yang sejauh ini telah membunuh lebih dari 23.000 warga Palestina di Gaza telah membantah klaim tersebut. Tapi tim hukum Afrika Selatan berpendapat bahwa konflik tersebut merupakan periode penindasan Palestina yang berkepanjangan.
EDITRO: REYNA
Artikel sama dimuat di Optika.id
Related Posts

Kedaulatan Kompor – Martabat Negara: Orkestrasi Bauran Energi Dapur Rakyat: LPG, DME, Jargas & CNGR

Sedikit Catatan Pasca Pemeriksaan di Polda Metro Jaya (PMJ) Kemarin

Operasi Garis Dalam Jokowi: Ketika Kekuasaan Tidak Rela Pensiun

Penasehat Hukum RRT: Penetapan Tersangka Klien Kami Adalah Perkara Politik Dalam Rangka Melindungi Mantan Presiden Dan Wakil Presiden Incumbent

Negeri di Bawah Bayang Ijazah: Ketika Keadilan Diperintah Dari Bayangan Kekuasaan

Novel “Imperium Tiga Samudra” (11) – Dialog Dibawah Menara Asap

Wawancara Eksklusif Dengan Kol (Purn) Sri Radjasa Chandra (3-Tamat): Korupsi Migas Sudah Darurat, Presiden Prabowo Harus Bertindak!

Wawancara Eksklusif Dengan Kol (Purn) Sri Radjasa Chandra (2): Dari Godfather ke Grand Strategi Mafia Migas

Wawancara Eksklusif dengan Kolonel (Purn) Sri Radjasa Chandra (1): “The Gasoline Godfather” Dan Bayangan di Balik Negara

Republik Sandiwara dan Pemimpin Pura-pura Gila



No Responses