Israel kecewa, AS menangguhkan pengiriman senjata jelang penyerangan ke Rafah

Israel kecewa, AS menangguhkan pengiriman senjata jelang penyerangan ke Rafah
Tentara Israel memasang bendera Israel di kendaraan militer dekat perbatasan Israel-Gaza, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Israel, 15 April 2024. REUTERS/Amir Cohen

“Kami tentu ingin tidak ada pertempuran besar yang terjadi di Rafah,” kata pimpinan Pentagon

YERUSALEMIsrael menyatakan kekecewaannya pada hari Rabu atas keputusan AS untuk menangguhkan pengiriman bantuan militer.

Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan, dalam komentar resmi pertama dari Tel Aviv, mengatakan kepada surat kabar Israel Hayom bahwa keputusan tersebut “sangat mengecewakan.”

Menteri Energi Eli Cohen mengatakan kepada surat kabar tersebut bahwa “kemandirian dalam produksi senjata dan amunisi adalah hal yang paling penting bagi keamanan Israel.”

Washington “saat ini sedang meninjau beberapa pengiriman bantuan keamanan jangka pendek” ke Israel, kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin pada hari Rabu, seraya menambahkan bahwa AS ingin melihat “tidak ada pertempuran besar” di kota Rafah di Gaza selatan.

“Kami akan terus melakukan apa yang diperlukan untuk memastikan bahwa Israel memiliki sarana untuk mempertahankan diri. Namun demikian, kami saat ini sedang meninjau beberapa pengiriman bantuan keamanan jangka pendek dalam konteks peristiwa yang terjadi di Rafah,” kata Austin. kesaksian di hadapan subkomite pertahanan Komite Alokasi Senat tentang anggaran Pentagon untuk tahun fiskal 2025.

Austin mengatakan AS sudah sangat jelas sejak awal bahwa Israel tidak boleh melancarkan serangan besar-besaran di Rafah tanpa terlebih dahulu mempertimbangkan dan melindungi warga sipil di ruang pertempuran.

“Saat kami menilai situasinya, kami menghentikan satu pengiriman amunisi muatan tinggi,” katanya. “Kami tentu ingin tidak ada pertempuran besar yang terjadi di Rafah.”

“Kami belum membuat keputusan akhir tentang bagaimana melanjutkan pengiriman itu dan saya ingin menekankan bahwa pengiriman ini tidak ada hubungannya dengan alokasi tambahan yang baru saja Anda bantu kami dapatkan,” tambahnya.

Tujuh bulan setelah serangan gencar Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur, mendorong 85% penduduk daerah kantong tersebut mengungsi di tengah blokade makanan, air bersih dan obat-obatan yang melumpuhkan, menurut PBB.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Keputusan sementara pada bulan Januari mengatakan “masuk akal” bahwa Israel melakukan genosida di Gaza dan memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan tersebut dan mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K