Oleh : Ridwan Saidi, Budayawan
Juan Barros kelana Portugis yang berhasil membuat peta Jawa. Di bagian barat terdapat nama2 Bantam, Tangeram, Tambora, Iacaterra, Caravam. Maksudnya Banten, Tangerang, Tambora, Iacaterra, ataunJacatra, atau Jakarta, (nama yang sudah dipergunakan sebelum Juan Barros), dan Karawang.
Kelak Tom Pires 1512-1516 kuatkan Barros dalan peta yang dibuatnya. Tapi tanscript Juan Barros tingkat akurasinya tinggi. Iacaterra mendekati aslinya Majakatera, land of power.
CABE lain kali akan bahas Tom Pires, ia Portugis juga.
Tambora explisit karena itu nama perbukitan yang membentang dari Glodok Harco sampai Jembatan Lima. Glodok batu2 bukit. Bukit baru diratakan setelah tahun 1707.
Banyak kartografi rawa di Jakarta. Ada yang menghitung jumlahnya 30. Tukang hitung lantas ambil kesimpulan Jakarta berair. Bagaimana dengan Rawa Kutuk? Itu asalnya tempat kera. Rawa Bebek? Ada dua Rawa Bebek, di Bandengan dan Mangga Dua.
Ada dua tempat dengan predikat Dua, Mangga Dua, kampung Mangga yang lebar. Pulau Kelapa Dua, pulau Kalapa yang lebar. Tapi di Pecenongan orang sebut Gg Lebar, bukan Gg Dua.
Bebek bukan hewan kuliner yang lagi pop. Baik orang Caucasia mau pun Turki memahaminya sebagai perbaikan. Rawa Bebek kampung perbaikan. Kalau areal berair itu rawa-rawa bukan rawa.
Pada perempat terakhir abad XIX di Rawa Bebek Bandengan tinggal seorang cokek, penyanyi ganbang kromong, yang bekend, panggilannya Nona Bong, photo atas.
Nona Bong pandai bernyanyi lagi pula elok dan rupawan. Banyak tauke2 (taipan) owner kongsi besar (konglomerasi) yang kalau jumpa pertama dengan Nona Bong langsung jato duduk. Begitu cerita orang dulu2.
Saweran ke Nona Bong bukan uang semata, tempo2 kalung dan gelang emas. Nona Bong kaya, rumahnya besar, dan di pekarangan ada pentas untuk latihan.
Banyak pernyataan cinta yang diterimanya, tapi tak berbalas. Tentu bisa saja kalau ada tauke sakit hati, mau berobat ke sinshe, tidak proporsional.
Nona Bong suatu pagi didapati telah wafat tanpa diketahui sebabnya.
Nona Bong: Juliet yang membawa kecantikan dan kemerduan suaranya ke liang lahat, meninggalkan Romeo-romeo yang khayalnya sendiri di-jilat2. (RSaidi)
EDITOR : REYNA
Related Posts

Novel “Imperium Tiga Samudra” (11) – Dialog Dibawah Menara Asap

Novel “Imperium Tiga Samudra” (9) – Prometheus

Novel Imperium Tiga Samudra (8) – Horizon 3

Puisi Kholik Anhar: Benih Illahi

Novel Imperium Tiga Samudara (7)- Kapal Tanker di Samudra Hindia

Novel: Imperium Tiga Samudra (6) – Kubah Imperium Di Laut Banda

Seni Tergores, Komunitas Bangkit: Bagaimana Dunia Seni Indonesia Pulih Usai Protes Nasional

Imperium Tiga Samudra (5) — Ratu Gelombang

Seri Novel “Imperium Tiga Samudra” (4) – Pertemuan di Lisbon

Misteri Pesta Sabu Perangkat Desa Yang Sunyi di Ngawi: Rizky Diam Membisu Saat Dikonfirmasi




รับนำเข้าสินค้าจากจีนJanuary 12, 2025 at 9:54 am
… [Trackback]
[…] Find More on on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/cabe-catetan-babe-114-peta-juan-barros-1485-dan-tragedi-nona-bong/ […]