ZONASATUNEWS.COM, JAKARTA – Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1 mengatakan ada beberapa hal yang harus digenjot demi mencapai cita-cita Indonesia Emas 2045.
Salah satunya, ia mendorong agar kebijakan hilirisasi yang dicanangkan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) tetap dilanjutkan, bahkan ditingkatkan.
Hilirisasi tak cuma untuk sektor tambang, tetapi juga pertanian, perikanan, digital, dan sebagainya.
Untuk sektor digital, Gibran mengatakan pentingnya untuk menumbuhkan talenta yang memiliki keterampilan masa depan atau ia sebut ‘future skill’.
“Untuk menuju Indonesia emas, kita harus mampu merubah future challenge menjadi future opportunity, kita harus punya future talents yg dilengkapi future skills,” kata Gibran dalam pembukaan debat cawapres yang diselenggarakan di JCC.
“Untuk itu, hilirisasi digital akan kami genjot. Kita akan siapkan anak-anak muda yang ahli AI, ahli blockchain, ahli robotik, ahli perbankan syariah, ahli kripto,” ia menuturkan.
Hilirisasi merupakan konsep yang menjunjung pengolahan bahan baku hingga menjadi produk jadi. Dengan begitu, Indonesia akan menjadi negara yang tak cuma besar dari segi konsumsi, tetapi juga menjadi negara produsen.
Anthony Budiawan
Managing Director Political Economics and Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan menanggapi konsep yang disampaikan oleh Cawapres tersebut.
Anthony menjelaskan, hilirisasi (downstream industry) adalah proses lanjutan sebuah sektor industri. Misalnya, hilirisasi industri baja dari bijih besi dan plat baja menghasilkan bermacam-macam produk turunan seperti mesin dan perlengkapan, alat transportasi, industri konstruksi baja berat, industri baja ringan, material bahan bangunan, kawat, dan seterusnya.
Sedangkan Digital adalah teknologi transmisi data dan informasi menggunakan bits (0, 1), sebagai pengembangan dari teknologi analog. Artinya, digital bukan sebuah industri, tetapi teknologi yang bisa dimanfaatkan di setiap proses tahapan industri dari hulu sampai hilir.
Jadi, “hilirisasi digital” artinya bicara tanpa substansi, alias asal bicara = asal bunyi = zonk = sesat pikir.
EDITOR: REYNA
Related Posts

Fakus Perjuangan Kita – Selamatkan Indonesia Dari Kehancurannya

Panja DPR Ambil Alih Komando Reformasi Penegak Hukum

Menyingkap Serangan Balik Mafia Migas dan Tambang

Tandem Pernyataan Sikap FPP-TNI Dan Forum Kebangsaan DIY

Nilai-Nilai Al-Quran Dalam Pancasila

Ummat Islam Makin Terpuruk Secara Politik

Kedaulatan Kompor – Martabat Negara: Orkestrasi Bauran Energi Dapur Rakyat: LPG, DME, Jargas & CNGR

Mengapa OTT Kepala Daerah Tak Pernah Usai?

Sedikit Catatan Pasca Pemeriksaan di Polda Metro Jaya (PMJ) Kemarin

Operasi Garis Dalam Jokowi: Ketika Kekuasaan Tidak Rela Pensiun





No Responses