Oleh: Soegianto, Fakultas Sain dan Teknologi
Dalam Islam, manusia diciptakan dengan tiga elemen utama: roh, jasad, dan nafs. Ketiga elemen ini saling berinteraksi dan membentuk identitas serta eksistensi manusia di dunia. Saat tidur dan bermimpi, ketiga unsur ini berperan dalam menghubungkan manusia dengan berbagai dimensi kehidupan yang melampaui batasan dunia fisik.
Roh: Sumber Kehidupan dan Koneksi Ilahi
Roh adalah esensi ilahi yang diberikan oleh Allah untuk memberikan kehidupan kepada manusia. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an:
فَإِذَا سَوَّيْتُهُۥ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِن رُّوحِى فَقَعُوا۟ لَهُۥ سَـٰجِدِينَ
Artinya: “Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya dan telah meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Ku; maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.” (QS. Al-Hijr: 29)
Roh adalah pemberian dari Allah yang membuat jasad hidup dan memungkinkan jiwa untuk terhubung dengan dimensi spiritual. Namun, rahasia mengenai roh tetap merupakan misteri, sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Isra: 85. Setelah meninggal Roh kembali kepada pemiliknya ALLAH.
Jasad: Wadah Fisik dalam Dunia Materi
Jasad adalah tubuh fisik yang menjadi tempat tinggal nafs dan roh. Ia adalah wadah yang memungkinkan manusia berfungsi dan berinteraksi di dunia materi. Meskipun jasad adalah komponen yang terlihat, tanpa roh dan nafs, jasad hanyalah benda mati. Selama manusia hidup, jasad berfungsi sebagai kendaraan bagi nafs untuk menjalani kehidupan dan mengumpulkan pengalaman di dunia ini.Saat meninggal Jasad ini akan kembali ke asalnya tanah.
Nafs: Identitas dan Kesadaran Manusia
Nafs adalah inti dari kesadaran manusia. Ia mencakup keinginan, emosi, kehendak, dan seluruh aspek batin yang membentuk siapa kita sebenarnya. Nafs adalah pusat dari segala pengalaman spiritual dan emosional kita, termasuk mimpi.
Dalam mimpi, nafs memainkan peran penting sebagai elemen yang “berkelana” di alam mimpi. Nafs bergerak bebas dari batasan fisik saat jasad beristirahat, mengalami perjalanan di alam lain, baik itu menerima petunjuk dari Allah, menghadapi gangguan dari jin, atau melakukan refleksi batin.
Dalam pandangan Islam, mimpi dibagi menjadi tiga jenis yang mencerminkan asal-usul dan maknanya yang berbeda. Rasulullah SAW bersabda:
“الرُّؤْيَا ثَلاَثٌ: فَرُؤْيَا الصَّالِحَةُ بُشْرَى مِنَ اللَّهِ، وَرُؤْيَا مِنْ تَحْزِينِ الشَّيْطَانِ، وَرُؤْيَا مِمَّا يُحَدِّثُ بِهِ الرَّجُلُ نَفْسَهُ.”
Artinya: “Mimpi itu ada tiga macam: mimpi yang benar dari Allah, mimpi yang membuat sedih dari setan, dan mimpi yang berasal dari nafs seseorang sendiri.” (HR. Bukhari, No. 6986).
Mimpi dalam Tiga Dimensi Kehidupan:
Mimpi sebagai Petunjuk dari Allah: Ketika Allah ingin menyampaikan pesan atau peringatan kepada hamba-Nya, Dia menggunakan mimpi sebagai media ilahi. Dalam mimpi ini, nafs menerima petunjuk langsung dari Allah yang sering kali berisi hikmah atau perintah penting.
Contoh nyata adalah mimpi Nabi Ibrahim AS yang diperintahkan untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail AS. Allah memberikan ilustrasi langsung melalui mimpi ini yang mengandung makna mendalam dan spiritual.
Contoh nyata dari mimpi ini adalah kisah Nabi Ibrahim AS yang diperintahkan oleh Allah untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail AS. Kisah ini terdapat dalam Al-Qur’an, Surah Ash-Shaffat ayat 102:
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي ٱلْمَنَامِ أَنِّيٓ أَذْبَحُكَ فَٱنظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَـٰٓأَبَتِ ٱفْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِىٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّـٰبِرِينَ
Artinya: “Maka ketika anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: ‘Wahai anakku! Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!’ Dia menjawab: ‘Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.'” (QS. Ash-Shaffat: 102)
Mimpi sebagai Gangguan dari Jin Setan: Mimpi yang berasal dari jin setan bertujuan untuk menakut-nakuti, menyesatkan, atau membuat kita merasa cemas. Ketika nafs berada di alam mimpi, jin bisa mengaksesnya dan memberikan gangguan dalam bentuk mimpi buruk atau mimpi yang membingungkan. Gangguan ini adalah upaya jin untuk mengganggu kestabilan spiritual kita dan melemahkan iman.
Mimpi sebagai Perjalanan Nafs di Alam Nafs: Dalam mimpi ini, nafs kita melakukan perjalanan di alam spiritual yang melampaui batasan dunia fisik. Nafs dapat berinteraksi dengan simbol-simbol, peristiwa, atau entitas lain yang tidak terikat oleh ruang dan waktu. Perjalanan ini mencerminkan kondisi batin kita dan bisa menjadi sarana refleksi diri, mengungkapkan keinginan tersembunyi, atau bahkan memberikan wawasan baru tentang kehidupan.
Analisa:
Mimpi dalam Islam adalah pengalaman multidimensi yang mencakup perjalanan nafs di berbagai alam. Ketika nafs, jasad, dan roh berinteraksi, mimpi menjadi jendela menuju dunia yang lebih luas dari kehidupan fisik. Ada mimpi yang menjadi sarana Allah untuk menyampaikan pesan ilahi, ada yang menjadi ajang gangguan dari jin setan, dan ada yang merupakan perjalanan batiniah di alam nafs. Memahami peran ketiga elemen ini—roh, jasad, dan nafs—membantu kita menghayati makna mimpi dan menggali pesan-pesan yang terkandung di dalamnya, baik untuk kehidupan dunia maupun akhirat.
EDITOR: REYNA
Related Posts

Kedaulatan Kompor – Martabat Negara: Orkestrasi Bauran Energi Dapur Rakyat: LPG, DME, Jargas & CNGR

Sedikit Catatan Pasca Pemeriksaan di Polda Metro Jaya (PMJ) Kemarin

Operasi Garis Dalam Jokowi: Ketika Kekuasaan Tidak Rela Pensiun

Penasehat Hukum RRT: Penetapan Tersangka Klien Kami Adalah Perkara Politik Dalam Rangka Melindungi Mantan Presiden Dan Wakil Presiden Incumbent

Negeri di Bawah Bayang Ijazah: Ketika Keadilan Diperintah Dari Bayangan Kekuasaan

Novel “Imperium Tiga Samudra” (11) – Dialog Dibawah Menara Asap

Wawancara Eksklusif Dengan Kol (Purn) Sri Radjasa Chandra (3-Tamat): Korupsi Migas Sudah Darurat, Presiden Prabowo Harus Bertindak!

Wawancara Eksklusif Dengan Kol (Purn) Sri Radjasa Chandra (2): Dari Godfather ke Grand Strategi Mafia Migas

Wawancara Eksklusif dengan Kolonel (Purn) Sri Radjasa Chandra (1): “The Gasoline Godfather” Dan Bayangan di Balik Negara

Republik Sandiwara dan Pemimpin Pura-pura Gila




No Responses