Refleksi Akhir Tahun 2023 Pendidikan (1): Akal sehat vs Akal Bulus

Refleksi Akhir Tahun 2023 Pendidikan (1):  Akal sehat vs Akal Bulus
Ilustrasi proses pendidikan

Yoyon Suryono
Guru Nanjung Desa

 

Mengikuti pepatah hari ini harus lebih baik dari kemarin dan esok harus lebih baik dari hari ini, maka apa yang kurang di hari kemarin yang harus diperbaiki agar hari ini lebih baik dan juga esoknya? Orang mengatakan mawas diri menjadi penting dalam siklus manusia, secara individu maupun kolektif dalam berbangsa dan bernegara. Tentu pada semua aspek kehidupan yang mendasar bukan pada istilah teknis, yang tidak jelas dan tidak substantif.

Salah satu yang substantif itu adalah pendidikan. Pendidikan sebagai institusi dan instrumen yang dibuat oleh manusia agar manusia menjadi mahluk yang memiliki kelebihan dibanding mahluk ciptaan Tuhan yang lainnya. Kelebihannya itu adalah manusia dianugrahi akal, pikiran, ingatan, kemampuan atau daya untuk berikhtiar dan memecahkan masalah, keluar dari berbagai macam kesulitan hidup. Maka pendidikan menjadi penting untuk membangun dan mengembangkan manusia agar, ini yang terpenting, berakal cerdas. Di sinilah tugas mencerdaskan manusia dan bangsanya.

TERKAIT :

Sudahkah itu terlaksana dan berhasil? Secara normatif bisa dijawab sudah. Namun kalau lihat praktek dalam hidup keseharian bisa jadi belum sepenuhnya. Mengapa? Lihat saja: mana yang lebih banyak manusia yang cerdas dengan akal budi dan akal sehat ataukah banyak manusia dengan akal bulus, akal kancil, akal buaya, muslihat, cerdik, licik, suka ngakali, tipu-tipu, dan bahkan hilang akal seperti suka berbohong alias tidak jujur?

Mari kita merefleksi diri kita dan bangsa kita di penghujung akhir tahun 2023 ini agar diri dan bangsa kita benar-benar maju di hari-hari dan tahun-tahun besok. Kemajuan yang nyata dan berakal cerdas. Bukan yang seolah-olah maju. Bungkusnya waaah. Isinya keropos.*

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K