Novel Terbaru Karya Dr Muhammad Najib “Mencari Nur”(Seri-10): Islam Agama Sejak Adam

Novel Terbaru Karya Dr Muhammad Najib “Mencari Nur”(Seri-10): Islam Agama Sejak Adam
Dr Muhammad Najib, Duta Besar Indonesia untuk Spanyol dan UN Tourism

Jika merujuk pada Al Qur’an secara benar, maka kita tidak saja menemukan betapa kitab suci ini memberikan penghargaan yang sangat tinggi terhadap akal manusia. Logika dan berfikir menjadi proses untuk memahami ciptaanNya yang akan bermuara pada mengimani keberadaanNya. Dengan kata lain antara hati dan otak atau antara keyakinan dan fikiran bukan saja seharusnya berjalan seiring, lebih dari itu seharusnya saling menopang dan saling melengkapi. Jika muncul ketidak serasian atau ketidak sinkronan diantara keduanya, maka kita harus introspeksi diri, mungkin saja ilmu yang terakumulasi di kepala belum cukup atau perkembangan sain dan teknologi belum menjangkau atau pemahaman kita terhadap ayat-ayat Al Qur’an keliru.

Novel ini berkisah seputar masalah ini.

Karya: Dr Muhammad Najib
Dubes RI Untuk Kerajaan Spanyol dan UN Tourism

================================

SERI – 10 : ISLAM AGAMA SEJAK ADAM

Seperti biasanya sebelum Aku memulai pekerjaan kuperiksa berkas-berkas yang ada di meja kerjaku yang biasanya diletakkan oleh staff khusus berdasarkan disposisi dari Sekjen. Salah satu berkas yang menarik perhatianku adalah rencana kunjungan tamu dari Jerman yang akan diterima oleh Sekjen besok siang. Aku diminta untuk mendampingi Mr.Zarif bersama Sekretarisnya. Aku langsung baca maksud dan tujuan kunjungannya ke Kantor Pusat UN Tourism, kemudian Aku cek melalui Google siapa gerangan.

Dr.Alaric datang sesuai dengan jadwal, Kami bertiga kemudian menerimanya di ruang rapat. Beliau langsung menjelaskan maksud kedatangannya kemudian mempresentasikan usulannya terkait dengan destinasi wisata ramah Muslim di dunia, khususnya di kawasan Eropa. Beliau mengawalinya dengan menampilkan lonjakan data wisatawan Muslim di dunia, kemudian diikuti dengan menampilkan data-data detail terkait negara mana saja yang menjadi favorit dan destinasi apa saja yang dituju. Perancis, Spanyol, Belanda, Inggris, dan Turki ternyata menduduki posisi tertinggi.

Dr.Alaric kemudian melanjutkan usulan konkritnya terkait dengan kebutuhan mereka. Ada tiga hal yang beliau usulkan; Pertama, tersedianya makanan halal baik di supermarket maupun di restoran khususnya di bandara, stasiun kereta, maupun terminal bus, serta di destinasi wisata. Kedua, adanya petunjuk arah kiblat di hotel-hotel yang banyak di kunjungi wisatawan Muslim. Ketiga, tersedianya tempat ibadah di dekat lokasi destinasi wisata.

Setelah selesai tanya-jawab, beliau langsung berpamitan dan Aku mengambil inisiatif untuk menemaninya sampai di pintu keluar kantor. Dalam perjalanan Aku menyodorkan kartu namaku sembari menyebutkan asal negaraku. Beliau surprise mendengarnya, kemudian spontan mengatakan: “Negara Muslim terbesar di dunia”.

“Sudah pernah ke Indonesia ?”, kataku.

“Belum !”, jawabnya.

“Kapan kembali ke Berlin ?”, tanyaku menyelidik.

“Besok pagi sesudah sarapan”, jawabnya.

“Mau Saya undang makan siang atau makan malam ?”, kataku menawarkan.

“Makan malam saja, siang ini saya akan jalan-jalan melihat perkembangan Kota Madrid”, katanya.

Aku kemudian booking tempat di Restoran Baytna, sebuah restoran halal yang menghidangkan masakan Yordania yang sudah dimodifikasi rasanya disesuaikan dengan lidah orang Spanyol. Para diplomat Timur Tengah sangat menyukai restoran ini, disamping rasanya sangat lezat juga disajikan dengan cara yang sangat profesional. Aku sengaja datang lebih awal untuk memilih tempat yang nyaman untuk ngobrol, selain memesankan menu yang kira-kira Alaric suka. Gril Lampchop dan ikan goreng merupakan menu paforit di restoran ini.

“Saya ingin mendengar cerita perjalanan karir Anda !”, kataku memulai setelah Mr.Alaric mengambil tempat duduk dan memesan minuman yang beliau suka, sementara masalah menu katanya ikut aku.

“Saya kuliah di bidang Matematika sampai meraih gelar doktor, kemudian bekerja di salah satu bank di kota Berlin. Saya menangani database sehingga sehari-hari hanya berhadapan dengan komputer dan teman satu tim. Setelah bekerja beberapa tahun saya melihat ada lowongan dengan posisi lebih tinggi dan gaji lebih baik di Bank Syariah di Kota London untuk menangani pekerjaan yang sama. Aku mencoba melamar dan diterima”.

Alaric lalu meneguk air putih yang ada di depannya lalu menarik nafas panjang sambil memperbaiki tempat duduknya.

“Disini saya mulai mempelajari cara kerja Bank Syariah, kemudian mencoba memahami filosofi dan nilai-nilai yang melandasinya, sampailah saya harus belajar Al Qur’an, Hadits, Fiqih, dan seterusnya. Kemudian bermuara pada keputusan untuk menjadi Muallaf. Setelah memeluk Islam saya memutuskan untuk berhenti menjadi pegawai bank, kemudian kembali ke negeriku menjadi konsultan berbagai produk Syariah bersama teman-teman di Islamic Center Berlin”.

“Oh jadi Anda sudah muallaf ?”, komentarku kaget.

“Alhamdulillah !”, katanya sambil tersenyum.

“Sebagai orang yang berlatar belakang Matematika, menurut Anda apa yang menarik dalam Islam ?”, kataku memancing.

“Banyak ! Islam itu agama yang sangat rasional ! Saya akan memulai dengan menggunakan pendekatan ilmu yang saya tekuni. Bagi orang yang mengerti Matematika maka dapat merasakan bahwa Matematika merupakan jenis bahasa yang paling sempurna di Dunia”.

“Maksudnya ?”, komentarku tak faham.

“Ia merupakan kombinasi rumus dan gambar yang tidak bisa digantikan dengan ratusan bahkan ribuan kalimat. Kalau kalimat dalam bahasa apapun rentan terhadap multi interpretasi, sementara Matematika meskipun kita berbeda bangsa dan berbeda bahasa, dalam membaca rumus Matematika tidak akan terjadi perbedaan makna”, katanya dengan wajah yakin.

Aku hanya mengangguk-anggukan kepala untuk menghormatinya meskipun perasaannku dan fikiranku berputar antara percaya dan tidak.

“Sekarang Saya mau menjawab pertanyaan Anda. Sampai saat ini banyak sekali perbedaan pendapat diantara para ulama yang masih belum terselesaikan, jika kita menguasai sain dan teknologi yang sudah berkembang sangat jauh, maka banyak perdebatan yang menguras waktu dan tenaga akan terselesaikan”.

“Contohnya ?”, kataku mengejar.

“Kalender Hijriyah seharusnya sudah bisa disepakati oleh Dunia Islam, sebagaimana Kalender Masehi yang sudah lama disepakati, dengan demikian ada kepastian yang sangat penting dalam dunia modern saat ini”.

“Selain masalah kalender adakah contoh lain ?”.

“Masalah Rasulullah saat Isra’ dan Mi’raj apakah hanya ruhnya saja atau dengan fisiknya ?”, ia diam sejenak lalu melanjutkan.

“Bagi orang Matematika yang mengenal konsep dimensi ruang maka hal ini sangat mudah untuk dijelaskan. Kumpulan titik dinamakan garis kemudian disebut dengan ruang satu dimensi, kumpulan garis disebut bidang kemudian dikenal dengan ruang dua dimensi, kumpulan bidang disebut ruang tiga dimensi, begitu seterusnya. Suatu makhluk hanya bisa berkomunikasi dengan makhluk lain yang hidup dalam ruang denga dimensi yang sama”, katanya.

“Manusia hidup dalam ruang berapa dimensi ?”, kataku.

“Manusia dan hewan hidup dalam ruang tiga dimensi”.

“Kalau malaikat dan jin ?”.

“Dalam ruang empat dimensi”.

“Bagaimana menjelaskan saat Malaikat Jibril ketika diutus Tuhan untuk menemui para Rasul ?”.

“Ia harus turun dari dimensi yang lebih tinggi ke dimensi yang lebih rendah. Makhluk yang berada di ruang dengan dimensi lebih tinggi bisa melihat makhluk lain yang berada di dimensi yang lebih rendah tetapi tidak sebaliknya. Karena itu Jibril selalu berwujud manusia saat menyampaikan pesan-pesan Allah kepada para Rasul”.

“Bagaimana proses perpindahan dimensi antar makhluk terjadi ?”, tanyaku penasaran.

“Atas seijin Allah”, katanya.

“Bagaimana ciri kehidupan di ruang empat dimensi ?”.

“Makhluk yang hidup di ruang empat dimensi tidak mengenal ruang dan waktu”.

“Apa yang dimaksud tidak mengenal ruang dan waktu ?”, kataku.

“Maksudnya posisi atau lokasi tidak lagi menjadi jarak yang menghambat, begitu juga dimensi waktu, mereka yang hidup dimasa ini bisa bertemu dan berkomunikasi dengan mereka yang hidup sebelumnya. Bila perspektif ini difahami maka saat peristiwa Isra’ dan Mi’raj yang mengisahkan bahwa Nabi Muhammad bertemu lalu memimpin shalat para nabi dan rasul sebelumnya, kemudian Mi’raj bersama Jibril yang mendampinginya, sampai akhirnya Rasulullah bertemu dan berdialog dengan Allah. Ini kan persoalan pindah-pindah dimensi saja”, katanya.

Kini Aku bisa memahami kenapa Malaikat Jibril tidak bisa ikut menemani Rasulullah saat bertemu Allah karena katakanlah Jibril yang berada dalam dimensi empat, sementara Allah berada dalam dimensi yang lebih tinggi entah dimensi berapa wallahua’lam. Tentu Allah mudah saja menaikkan dimensi Rasulullah dari tiga, empat atau dimensi yang lebih tinggi lagi yang tidak bisa diikuti oleh makhluk lain termasuk oleh makhluk jin dan malaikat tanpa ijinnya, fikiranku terus berspikulasi.

“Satu lagi”, kataku memanfaatkan waktu untuk mencari jawaban hal yang lama mengganjal di kepalaku.

“Menurut anda mengapa Allah menciptakan banyak agama ? Kenapa tidak satu saja ?”, kataku.

“Pertanyaaan ini serupa dengan pertanyaan mengapa Allah menciptakan banyak Nabi dan Rasul. Kalau kita mau jawaban cepat dan praktis maka cukup disimpulkan bahwa semua itu merupakan bagian rencana Allah, karena itu hanya Allah yang tahu jawabannya. Akan tetapi jika merujuk pada Al Qur’an dan berbagai tafsir yang ada, maka dapat dikatakan bahwa semua itu sebagai bagian dari bentuk kasih sayang Allah kepada seluruh umatnya yang bersuku-suku dan tersebar di seluruh belahan bumi”.

“Maksudnya ?”, kataku belum faham.

“Diantara para utusan Allah ada Musa membawa Taurat yang kemudian melahirkan agama yang dikenal dengan sebutan Yahudi, Isa membawa injil yang kemudian melahirkan pengikut Agama Nasrani, Muhammad membawa Islam. Menurut saya ada salah pengertian atau salah interpretasi bagi kebanyakan orang, bukan saja yang berasal dari kalangan non muslim tetapi juga dari kalangan Islam sendiri. Karena sesungguhnya Islam itu bukan ajaran atau agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad, tetapi agama yang dibawa oleh semua nabi dan rasul sejak Nabi Adam, sebagaimana diabadikan dalam Al Qur’an dalam bentuk dialog antara Allah, Adam, Malaikat dan mahluk Jin sebelum Adam diturunkan ke Bumi sebagai Khalifah”.

“Ini baru menjawab sebagian pertanyaan terkait dengan agama yang dikenal dengan agama Samawi, lalu bagaiamana dengan banyak agama di luar itu “.

“Bukankah Al Quràn telah menyebutkan secara eksplisit ada 25 Nabi yang harus diimani, diikuti dengan penjelasan diantara mereka ada yang disebutkan nama dan tugasnya tetapi juga ada yang tidak disebutkan. Sementara menurut Hadits ada 312 rasul dan 124.000 nabi. Karena itu terbuka untuk ditafsirkan kemungkinan adanya nabi yang diturunkan di China, India, atau di tempat lain, mengingat kasih sayang Allah kepada seluruh hambanya tanpa kecuali”.

Aku sangat mengagumi pandangan-pandangannya terkait agama, terasa tidak konvensional tetapi cerdas dan mencerahkan, karena itu aku mencoba memberikan pertanyaan pamungkas dengan harapan bisa aku jadikan pegangan, kataku kemudian: “Menurut anda apa sebenarnya masalah umat Islam yang terbesar saat ini ?“.

“Tertinggal dalam ilmu pengetahuan, sain dan teknologi, tetapi yang memprihatinkan adalah seharusnya tujuan kita belajar agama untuk mengejar akhirat, sayang sekalii saat ini kebanyakan orang belajar agama untuk mengejar dunia”, katanya dengan nada sedih.

BERSAMBUNG

EDITOR: REYNA

Baca seri sebelumnya:

Seri-9: Novel Terbaru Karya Dr Muhammad Najib “Mencari Nur” (Ser-9): Usaha dan Do’a

Seri-8 : Novel Terbaru Karya Dr Muhammad Najib “Mencari Nur” (Ser-8): Wisata Islami

Seri-7: Novel Terbaru Karya Dr Muhammad Najib “Mencari Nur” (Seri-7): Kolaborasi Untuk Negeri

Seri-6: Novel Terbaru Karya Dr Muhammad Najib “Mencari Nur” (Seri-6): Harta Karun Yang Belum Digali

Novel karya Dr Muhammad Najib yang lain dapat dibaca dibawah ini:

1) Di Beranda Istana Alhambra (1-Mendapat Beasiswa)

2)Novel Muhammad Najib, “Bersujud di Atas Bara” (Seri-1): Dunia Dalam Berita

3)Novel Muhammad Najib, “SAFARI”(Seri-1): Meraih Mimpi

4)Novel Terbaru Dr Muhammad Najib: “Jalur Rempah Sebagai Jembatan Timur dan Barat” (Seri-1): Kembali ke Madrid

Last Day Views: 26,55 K