C. Potensi Civil War (Perang Sipil) Akibat Matinya Demokrasi
Ziblatt dan Levitsky lalu menyatakan bahwa sekalipun dulu negara-negara demokrasi khususnya AS terbukti bisa bertahan menghadapi Perang Sipil, The Great Depression, Perang Dingin, dan Watergate, namun mereka sangsi kali ini AS—di masa Donald Trump ini masih bisa bertahan menghadapi ancaman polarisasi yang sedemikian ekstrim di tengah masyarakat.
Akar masalah dari semua ini menurut Steven dan Daniel adalah karena masyarakat khususnya politisi tidak lagi memegang norma dan prinsip demokrasi dengan kuat. Mereka menjelaskan, demokrasi hanyalah seperangkat aturan, tapi jika riil di lapangan aturan tadi dilanggar, maka sama saja aturan tadi tidak ada. Akhirnya antara rival yang satu dengan lainnya saling serang, saling menjatuhkan, dan nyaris menghalalkan segala cara untuk meraih kekuasaan (for a strategy of winning by any means necessary (p. 9). Polarisasi terus terjadi dan polarisasi itulah yang secara ekstrim dapat membunuh demokrasi itu sendiri.
Mampukah Indonesia keluar dari polarisasi antara pendukung pemerintah dan kelompok oposisi dalam meraih kemenangan? Jika keduanya saling “ngotot” mempertahankan prinsip tanpa membuka peluang untuk dialog, dan bahkan pemerintah cenderung bertindak otoritarianisme terhadap rakyat dan kelompok oposisi, maka tidak menutup kemungkinan perang sipil (civil war) akan terjadi.
Jika perang sipil terjadi, mungkin kita bisa membayangkan betapa dahsyat pertarungannya antara dua kubu yang masing-masing dipimpin oleh seorang “hero”. Adegan-demi adegan dalam film Captain America: Civil Wars mungkin benar-benar akan terjadi. Dalam film yang laris ditonton mulai 27 April 2016 Steve Rogers, sang Captain America (Chris Evans) kembali beraksi menunjukkan otot kuatnya. Jangan bayangkan sang super hero akan melakukan tugasnya secara solo, ia akan dibantu beberapa rekannya, termasuk Hawkeye, Scarlett Witch, dan Falcon.
Sesuai dengan judulnya, Captain America : Civil War memang menampilkan pertarungan sengit antara Captain America dengan Iron Man. Di poster filmnya pun terlihat deretan pahlawan super yang saling berhadapan. Satu tim dipimpin Captain America, sementara yang lain dimotori Iron Man. Tapi, itu hanyalah film. Semoga perang sipil (civil war) tidak terjadi di Indonesia. Dialog, masihkah dialog menjadi obat mujarab untuk menghindari Perang Sipil di negeri ini?
Potensi terjadinya perang sipil sangat besar ketika ada upaya untuk terus menghadap-hadapkan TNI dengan Rakyat (sebagian umat Islam pembela HRS). Yang pasti rakyat akan terbelah untuk menggeser koordinatnya, apakah ia bersama TNI yang menempatkan HRS sebagai musuh ataukah mereka bersama HRS membela kebenaran dan keadilan yang berbasis agama? Tentu hal ini kontraproduktif terhadap keutuhan dan persatuan bangsa dan negara KRI.
Related Posts

Kekalahan PKS di Pilkada 2024: Efek Kecewa Pendukung Anies??

Andra Soni, ‘Korea’ yang Melenting Terpilih Jadi Gubernur Banten Melalui Strategi Dasco

Pelajaran Dari Pilkada Yogya

Pilkada Depok: Supian Suri Unggul 53,19 Persen

Antisipasi Potensi Antrian, TPS 29 Harjamukti Berinovasi Tambah Bilik

Pesan Presiden Prabowo Untuk Pilkada Serentak: “Jaga Persatuan, Pilih dengan Bijak”

Pilkada Serentak Hari Ini: Dinamika dan Fakta Menarik

Suara Anak Jawa Timur : Wahai Ayah Bunda Calon Gubernur dan Wakil Gubernur, Beri Kami Layanan Pendidikan yang Layak dan Ramah Tanpa Kekerasan

Organisasi massa relawan kemanusiaan Wanarescue mendukung pasangan FREN nomor urut 2

Diluar Prediksi 02 FREN Senam Bersama Ratusan Warga Kelurahan Bujel



Kim Jong UnDecember 15, 2024 at 8:28 pm
… [Trackback]
[…] Here you can find 65870 more Information on that Topic: zonasatunews.com/nusantara/pierre-suteki-civil-war/ […]