Oleh: Ahmad Cholis Hamzah
Presiden Jokowi yang dikabarkan tidak menghadiri ulang tahun PDIP ternyata melakukan kunjungan kenegaraan ke Filipina untuk bertemu presiden Filipina Ferdinand Marcos Junior di ibukota Manila. Dalam pertemuan kenegaraan itu Filipina mendesak Presiden Joko “Jokowi” Widodo untuk memberikan grasi kepada seorang pekerja migran Filipina yang dijatuhi hukuman mati saat kedua kepala negara bertemu di Manila pada Rabu (10/1/2024).
Saat Marcos bertemu dengan Jokowi di Istana Kepresidenan Malacañang, di ibu kota Filipina, keluarga Mary Jane Veloso bersama kelompok pendemo datang ke tempat yang sama untuk menyampaikan surat dengan tulisan tangan yang ditujukan kepada Jokowi untuk memohon kebebasannya. Mary Jane (39), masih menunggu hukuman mati di Indonesia terkait kasus narkoba setelah pihak berwenang menunda eksekusinya.Kasus Mary Jane mencerminkan penderitaan jutaan pekerja Filipina di luar negeri yang sering menghadapi ketidakadilan.
“Presiden Ferdinand Marcos Jr. menyatakan harapannya bahwa kasus Veloso akan mendapatkan grasi pada waktu yang tepat,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Filipina Ma Theresa Lazaro dalam keterangannya usai pertemuan Marcos-Jokowi. Jokowi, yang tiba di Filipina pada Selasa untuk kunjungan tiga hari, mendapat sambutan karpet merah keesokan harinya di Istana Kepresidenan Malacañang. Pembicaraan mereka terfokus pada peningkatan hubungan bilateral termasuk energi dan perdagangan serta penyelesaian batas-batas antara kedua negara Asia Tenggara itu.
“Sebagai tetangga dekat dan sesama negara kepulauan, Filipina dan Indonesia sepakat untuk melanjutkan kerja sama kami di bidang politik dan keamanan, mengingat Komisi Gabungan untuk Kerjasama Bilateral (Joint Commission for Bilateral Cooperation /JCBC) yang baru-baru ini ditandatangani dan dipimpin oleh para menteri luar negeri kami yang terhormat,” kata Marcos.
“Akar sejarah kita bersama sangat dalam, dan berkat kekerabatan yang erat serta ikatan budaya yang terus kita promosikan dan terus kita berikan untuk mencapai kesejahteraan, Filipina dan Indonesia menikmati kedekatan ini satu sama lain,” kata Marcos.
Sementara itu surat tulisan tangan untuk Jokowi dari keluarga Mary Jane Veloso dibawa ke Malacañang oleh kelompok buruh Migrante International. “Yang saya hormati Presiden Joko Widodo. Saya memohon dengan sangat kepada Anda untuk membantu membebaskan putri saya yang telah menderita tanpa dosa di penjara selama 14 tahun,” tulis ibu Veloso, Celia, dalam bahasa Tagalog, yang salinannya disediakan oleh kelompok buruh. “Saya memohon kepada Anda. Saya berharap Anda memahami perasaan saya sebagai orang tua dan sebagai ibu. Saya harap Anda membebaskan (anak saya) demi kedua anak Mary Jane Veloso,” ujarnya. “Hari ini adalah hari ulang tahun putri saya Mary Jane Veloso. Saya berharap dia bisa dibebaskan.”
Veloso dijatuhi hukuman mati setelah ditangkap di sebuah bandara di Indonesia pada April 2010 dengan membawa 2,6 kg heroin di dalam kopernya. Eksekusinya yang dijadwalkan pada 2015 ditunda pada menit-menit terakhir setelah adanya permohonan dari pemerintah Filipina.
Mary Jane bersikukuh dia tidak mengetahui bahwa koper yang diberikan kepadanya oleh perekrutnya berisi obat-obatan terlarang. Pengacaranya berpendapat bahwa Veloso diperdagangkan oleh sesama warga Filipina yang keduanya dijatuhi hukuman penjara seumur hidup pada tahun 2020. Pemerintah Filipina menyatakan bahwa Mary adalah korban perdagangan manusia dan telah memohon untuk mendapatkan grasi.
Keluarga dan pendukung Veloso mengadakan protes kecil di dekat istana kepresidenan di Manila pada hari Rabu ketika Presiden Filipina Ferdinand Marcos bertemu dengan presiden Joko Widodo. Pendukung Veloso mengklaim dia pergi ke Indonesia untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan ditipu oleh sindikat narkoba internasional untuk membawa heroin. Sebuah surat terpisah dari keluarga dan ditujukan kepada Marcos mengatakan: “Anda adalah satu-satunya harapan kami”. Baik Marcos maupun Widodo tidak menyebutkan kasus Veloso dalam pernyataan mereka yang disiapkan yang disampaikan kepada media setelah pertemuan mereka.
Berita tentang protes kecil di Manila yang ditujukan kepada presiden Jokowi ini diberitakan oleh beberapa media luar negeri dan dalam negeri.
EDITOR: REYNA
Artikel sama dimuat di Optika.id
Related Posts

Kedaulatan Kompor – Martabat Negara: Orkestrasi Bauran Energi Dapur Rakyat: LPG, DME, Jargas & CNGR

Sedikit Catatan Pasca Pemeriksaan di Polda Metro Jaya (PMJ) Kemarin

Operasi Garis Dalam Jokowi: Ketika Kekuasaan Tidak Rela Pensiun

Penasehat Hukum RRT: Penetapan Tersangka Klien Kami Adalah Perkara Politik Dalam Rangka Melindungi Mantan Presiden Dan Wakil Presiden Incumbent

Negeri di Bawah Bayang Ijazah: Ketika Keadilan Diperintah Dari Bayangan Kekuasaan

Novel “Imperium Tiga Samudra” (11) – Dialog Dibawah Menara Asap

Wawancara Eksklusif Dengan Kol (Purn) Sri Radjasa Chandra (3-Tamat): Korupsi Migas Sudah Darurat, Presiden Prabowo Harus Bertindak!

Wawancara Eksklusif Dengan Kol (Purn) Sri Radjasa Chandra (2): Dari Godfather ke Grand Strategi Mafia Migas

Wawancara Eksklusif dengan Kolonel (Purn) Sri Radjasa Chandra (1): “The Gasoline Godfather” Dan Bayangan di Balik Negara

Republik Sandiwara dan Pemimpin Pura-pura Gila




No Responses